Senin, 21 Maret 2011

Pengaruh Air Terhadap Kesehatan

Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Penyakit menukar umumnya disebabkan oleh makhluk hidup, sedangkan penyakit tidak menular umumnya bukan disebabkan oleh makhluk hidup.

Penyakit menular yang disebabkan oleh air secara langsung diantara masyarakat disebut penyakit bawaan air (waterborne diseases). Hal ini dapat terjadi karena air merupakan media yang baik tempat bersarangnya bibit penyakit/agent. Menurut Slamet (2002) beberapa penyakit bawaan air yang sering ditemukan di Indonesia diantaranya :

1. Cholera adalah penyakit usus halus yang akut dan berat. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri vibrio cholerae. Masa tunasnya berkisar beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala utamanya adalah muntaber, dehidrasi dan kolaps. Gejala khususnya adalah tinja yang menyerupai air cucian beras.

2. Typhus Abdominalis juga merupakan penyakit yang menyerang usus halus dan penyebabnya adalah Salmonella typi. Gejala utamanya adalah panas yang terus menerus dengan taraf kesadaran yang menurun, terjadi 1-3 minggu (rata-rata 2 minggu) setelah infeksi. Salmonella typi tumbuh dalam suasana yang cocok bagi dirinya yaitu usus manusia dan hewan berdarah panas. Namun bila tinja seseorang yang sakit mengandung bakteri tersebut masuk ke badan air, maka bakteri ini dapat hidup beberapa hari sebelum mati. Bila air tersebut diminum oleh manusia maka Salmonella typi tersebut akan masuk lagi ke usus manusia dan akan berkembang hingga menyebabkan penyakit. Jadi air berfungsi sebagai media penyebar penyakit.

3. Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A. gejala utama adalah demam akut, dengan perasaan mual dan muntah, hati membengkak, dan sclera mata menjadi kuning oleh Karena itu orang awam menyebut Hepatitis ini sebagai penyakit kuning.

4. Dysentrie amoeba disebabkan oleh protozoa bernama Entamoeba hystolytica. Gejala utamanya tinja yang tercampur lender dan darah.

Selain penyakit menular, penggunaan air dapat juga memicu terjadinya penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular terutama terjadi karena air telah terkontaminasi zat-zat berbahaya atau beracun. Beberapa kasus keracunan akibat mengkonsumsi air yang terkontaminasi diantaranya :

1. Kasus keracunan Kobalt (Co) yang terjadi di Nebraska (Amerika) merupakan satu contoh penyakit tidak menular yang diakibatkan kontaminasi Kobalt di dalam air. Akibat keracunan Kobalt dapat berupa gagal jantung, kerusakan kelenjar gondok, tekanan darah tinggi dan pergelangan kaki membengkak.

2. Penyakit Minamata, yang disebabkan pencemaran pantai Minamata oleh Mercury (air raksa). Sumber utama keracunan air raksa itu adalah pembuangan limbah pabrik penghasil polivinil klorida yang menggunakan Mercury sebagai katalis. Di dalam air, Mercury diubah menjadi Methyl Mercury oleh bakteri. Methyl Mercury akhirnya mengkontaminasi ikan di pantai yang dikonsumsi penduduk yang tinggal di wilayah tersebut. Dengan adanya proses biological magnification (akumulasi biologis), maka kadar air raksa yang terdapat di dalam ikan yang terdapat di laut tersebut menjadi berlipat ganda. Keracunan air raksa menyebabkan cacat bawaan pada bayi. Keracunan ini menyebabkan 111 orang menjadi cacat dan 41 orang diantaranya meninggal.

3. Keracunan Cadnium di kota Toyoma, Jepang. Keracunan ini menyebabkan terjadinya pelunakan tulang sehingga tulang-tulang punggung menjadi nyeri. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata bahwa beras yang dimakan penduduk Toyoma berasal dari tanaman padi yang selama bertahun-tahun mendapatkan air yang telah tercemar Cadmium.

Air juga dapat berperan sebagai serang insekta yang membawa/menyebarkan penyakit pada masyarakat. Insekta demikian disebut sebagai vector penyakit. Beberapa penyakit yang disebarkan vector penyakit antara lain :

1. Filariasis, dikenal juga sebagai penyakit kaki gajah. Penyebabnya adalah cacing bulat kecil, yang disebut filaria. Sebagai pembawa atau vector penyakit ini adalah nyamuk jenis culex fatigans. Manusia yang menderita penyakit kaki gajah akan menjadi reservoir cacing filaria. Larva cacing ini akan menuju ke peredaran darah periferi pada malam hari sehingga jika penderita digigit nyamuk, maka nyamuk tersebut akan membawa larva filaria. Gigitan nyamuk berikutnya akan memindahkan microfilaria kepada korban baru. Selanjutnya microfilaria tersebut akan mengikuti peredaran darah manusia dan masuk ke dalam saluran limfatik dan menjadi dewasa. Filaria ini dapat menyebabkan penyumbatan saluran limfatik sehingga mengakibatkan cairan tubuh tidak bisa mengalir seperti biasanya sehingga kemudin terjadi pembengkakkan yang semakin lama semakin membesar dan mengeras.

2. Demam Berdarah disebut juga Dengue Haemorrahagic Fever (DHF) karena disertai gejala demam dan pendarahan. Penyakit ini terus menyebar diantara masyarakat melalui vector berupa nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini suka bersarang di air bersih.

Untuk mencegah terjadinya penyakit yang diakibatkan penggunaan air, kualitas badan air harus dijaga sesuai dengan baku mutu air. Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air. Untuk mengetahui hal tersebut, perlu dilakukan pengukuran atau pengujian kualitas (mutu) air berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001, mutu air ditetapkan melalui pengujian parameter fisika, kimia, mikrobiologi, dan radioaktivitas. Pengujian parameter fisika meliputi pengukuran temperature air, pengukuran kadar residu dalam air dan kadar residu tersuspensi dalam air. Pengujian parameter kimia dilakukan melalui pengukuran kadar zat kimia anorganik dan zat kimia organic dalam air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar