Senin, 18 April 2011

Tejakula Bali Jadi Desa Percontohan Pelestarian Lingkungan Laut

Denpasar – Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali dijadikan desa percontohan untuk upaya pelestarian lingkungan laut, khususnya dalam pengelolaan terumbu karang. Menurut Direktur Yayasan Reef Check Indonesia Naneng Setiasih upaya pelestarian lingkungan di Tejakula itu merupakan bentuk kolaborasi dengan berbagai pihak sehingga diharapkan dapat dikembangkan di daerah lain.

"Meningkatnya ancaman terhadap terumbu karang, khususnya di Bali, menuntut usaha dan kerja keras dari semua pihak. Masyarakat Desa Tejakula, salah satu desa yang memiliki wilayah terumbu karang, berinisiatif mengelola terumbu karang di wilayahnya dengan membentuk daerah pengelolaan laut atau DPL," ujar Naneng di Denpasar, Sabtu (22/08).

Melalui kolaborasi dengan semua komponen masyarakat dan pihak terkait, katanya, pembentukan DPL ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif sekaligus bentuk usaha preventif dan adaptif bagi masyarakat menghadapi krisis global.

DPL Desa Tejakula ini akan menjadi bagian dari jaringan DPL yang direncanakan mencakup desa-desa sepanjang pantai Kecamatan Tejakula. Saat ini di Kecamatan Tejakula, DPL telah terbentuk di Desa Bondalem, dan Desa Les. Pembentukan DPL di desa lainnya, seperti Desa Penuktukan, Pacung dan Sembiran masih dalam proses dan akan segera menyusul.

Selain itu, kecamatan tersebut juga sudah direncanakan untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata dengan konsep ekowisata, yaitu wisata yang berpegang pada nilai-nilai lingkungan hidup dan berbasis pada pemberdayaan masyarakat.

"Wilayah ini secara kesatuan memiliki peluang wisata yang besar, baik wisata budaya maupun alam. Secara khusus, kecamatan ini memiliki variasi dan kompleksitas pemandangan bawah laut yang luar biasa," katanya.

Menurut dia, setiap desa memiliki keunikan ekosistem terumbu karang yang berbeda-beda yang tentunya menawarkan petualangan penyelaman yang berbeda. Adanya DPL-DPL di wilayah ini, akan mengawal jalannya pengembangan pariwisata agar tetap pada koridor ekowisata, bukannya wisata massal.

DPL Tejakula sendiri diinisiasi sejak September 2008 oleh kelompok nelayan Baruna Bratha, salah satu kelompok nelayan di desa Tejakula. Oleh Reef Check, kemudian difasilitasi dalam bentuk kolaborasi melibatkan pengelola atau pelaku wisata di desa tersebut.

Proses pengajuan peraturan desa ini ke dalam lembaran daerah masih dilakukan, namun sebagai kesepakatan bersama dalam masyarakat telah memiliki kekuatan mengikat.

Menurut dia, berbagi pengetahuan dari semua komponen masyarakat, serta membangun kesamaan visi akan menjadi nilai penting bagi upaya pelestarian lingkungan hidup secara jangka panjang dan menjadi modal yang kuat untuk mengelola lingkungan secara berkelanjutan.

"Peran fasilitator, lembaga swadaya masyarakat dan pihak luar, adalah pihak netral yang berfungsi untuk menyatukan semua pihak, memperkuat kompetensi serta dukungan keilmuan. Dengan demikian, upaya pengelolaan terpusat pada masyarakat sendiri," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar